Mengulas Ebook "Pachinko" karya Lee Min Jin

Annyeong, guys! Ada yang mampir ke sini karena Instagram? Hello, selamat datang. Maafkan review-nya harus pindah ke sini, ya habis mau gimana lagi di platform sebelah jumlah katanya sangat-sangat terbatas. Nah di sini aku akan membahas dengan lengkap. Tapi ini review versiku ya. Menurut sudut pandang aku pribadi. Okey, pembukaannya ga usah lama-lama. Mari kita mulai review-nya!

🍊 Identitas buku :
Pachinko | Min Jin Lee | Gramedia Pustaka Utama | 2022 | 580 halaman | Rate 4/5

🍊 Tentang isi buku :
Pachinko, adalah novel fiksi sejarah yang memberi gambaran tentang kehidupan yang sangat memilukan di era kolonial Jepang atas Korea. Semua orang mengalami krisis ekonomi, lantaran susahnya mendapat pekerjaan, orang Jepang sama sekali tidak mau mempekerjakan orang asing, terutama orang Korea. Penyakit pun menebar dimana-mana. Menyerang tubuh segala usia. Hanya sedikit anak bayi yang bisa bertahan di atas 100 hari. Buku ini pun turut membahas soal perang dunia.

Buku ini menampilkan cerita 4 generasi keluarga. Bermula dari pasangan Hoonie dan Yangjin. Hoonie terlahir dengan keterbatasan fisik (bibirnya sumbing & kakinya pincang) sementara Yangjin terlahir dari keluarga miskin. Keduanya menikah dan melanjutkan usaha keluarga Hoonie, membagi tempat tinggal mereka menjadi pemondokan sederhana.

Yangjin sudah berkali-kali kehilangan buah hati, setiap anak yang ia lahirkan tidak sampai berumur 100 hari. Meski begitu kedua pasangan itu tak putus asa, mereka tetap berusaha hingga akhirnya dihamil ke delapan atau sembilan (maaf aku lupa persisnya) Yangjin & Hoonie berhasil membesarkan 1 anak perempuan, yang mereka beri nama Sunja.

Sunja tumbuh sebagai perempuan pekerja keras, sejak kecil ia sudah membantu ibunya mengurus pemondokan. Umur ayahnya tak lama, ia mengidap penyakit tuberkolosis. Hingga suatu saat sebuah tragedi tidak mengenakkan terjadi, Sunja hamil, di luar nikah. Ayah sang janin tidak bisa menikahinya. Sunja yang baru pertama kali merasakan jatuh cinta, kecewa berat. Ia sudah berandai-andai akan menikah dan hidup bahagia. Sekarang, di perutnya ada bayi. Apa kata tetangga jika mereka mengetahui ini? Dan bagaimana mereka memandang ibunya?

Singkat cerita Baek Isak, salah satu rohaniwan yang sedang menginap di pemondokan Yangjin, mendengar berita soal Sunja. Setelah 3 bulan keluarga Yangjin mengurusnya yang tiba-tiba sakit keras (Isak memang sudah sakit-sakitan sejak kecil), Isak berencana mau menikahi Sunja. Sebagai ucapan terima kasih Isak rela menyumbangkan bayi itu nama marganya.

Setelah menikah, keduanya pindah ke Osaka, Jepang. Sunja kira hidup di Jepang pasti jauh lebih baik. Ternyata tidak, keadaan orang-orang Korea yang tinggal di sana cukup mengenaskan. Mereka kelaparan, susah mendapat pekerjaan, tempat tinggal mereka sangat tidak layak (kecil dan bercampur dengan hewan ternak).

Tak lama bayi dari perut Sunja lahir, Yoseb (Kakak Isak) memberinya nama Noa.

Noa sangat pintar, suka belajar, dan suka membaca. Hingga saat remaja, setelah menamatkan SMA Noa mengikuti test masuk universitas. Awalnya ia gagal, tetapi di percobaan kedua Noa berhasil masuk salah satu sekolah bagus di Jepang, universitas Waseda.

Tentu saja semua orang senang dan bangga. Tetapi Sunja memusingkan satu hal, biaya. Hansu, pernah bilang soal kesanggupannya membiayai Noa. Jadi Sunja datang dan menagihnya. Meski tak sepenuhnya meminta dibiayai, Sunja menganggap ia hanya meminjam yang nanti pasti akan dikembalikan lagi beserta bunganya. Hansu menyuruh Noa untuk belajar saja, ia memberi fasilitas kamar apartemen, uang saku, buku-buku yang Noa butuhkan, dan tentu membiayai kuliah Noa. Setiap bulan Hansu bertemu dengan anak itu, makan di restoran sushi area private berdua.

Di universitas Noa memiliki kekasih, ia pernah bercerita ayahnya sudah meninggal, ibunya berjualan permen di pasar. Saat bertengkar, kekasihnya bilang wajah Noa berbohong, ayah Noa masih hidup karena wajahnya sangat mirip dengan wajah Hansu. Noa lekas mendatangi ibunya. Sekarang ia tau, Baek Isak ternyata bukanlah ayah kandungnya melainkan Hansu. Pantas saja Hansu selalu baik dengan keluarganya. Dua hal yang benar-benar tidak bisa Noa terima, ibunya berbohong (seakan menyembunyikan identitasnya) & pekerjaan bapak kandungnya di Jepang.

Noa marah besar, ia mengundurkan diri dari kampus yang dulu sangat ia impikan, dan memulai kehidupan baru di Jepang bagian lain, tanpa mau keluarganya menemuinya. Meski begitu Noa tetap mengirim uang ke ibunya & rutin berkunjung ke pemakaman ayah tirinya.

Di tempat barunya Noa mengaku sebagai orang Jepang. Sehingga ia mudah mendapatkan pekerjaan. Beberapa tahun kemudian ia menikah, dikaruniai 3 anak perempuan  dan 1 laki-laki. Sudah bertahun-tahun setelah ia kabur dari rumah, akhirnya sang ibunda menemukannya. Usai mengobrol sebentar, Noa harus kembali ke kantornya. Ia berjanji Minggu depan akan berkunjung ke rumah sang ibu karena ia juga merindukan adiknya. Tetapi Noa berbohong setelah Sunja berkunjung ia menembak dirinya sendiri.

Sementara Mozasu (anak Sunja & Baek Isak), ia berbeda dengan Noa. Ia tidak suka belajar. Di usianya yang masih muda Mozasu mendapat tawaran bekerja di Pachinko. Ia bertahan sangat lama, hingga pekerjaan itu mengubah kehidupan orang tuanya. Beberapa tahun kemudian Mozasu menikah dengan perempuan yang suka belajar bahasa Inggris dan ingin tinggal di Amerika. Tetapi sayang umurnya tak panjang. Namun hasil pernikahan itu Mozasu memiliki anak, paman Yoseb memberinya nama Solomon.

Solomon tumbuh menjadi anak yang pintar, gemar belajar seperti pamannya Noa. Tetapi ia sempat terjerat cinta terlarang dengan kakak tirinya, Hana. Hingga suatu saat ia dikeluarkan dari pekerjaannya dan berniat mengikuti bisnis seperti papanya, Pachinko.

🍊 Ulasan :
Ini pertama kali aku membaca fiksi sejarah. First impression-ku? Bosan. Alurnya slow banget. Seperti yang udah aku cantumkan di atas, buku ini memuat cerita 4 generasi. Yang mana keempat keluarga ini bukan asal disebut aja namanya, bukan. Tetapi dibahas detail mulai dari baru lahir, beranjak dewasa, berjuang hidup, menua, sakit-sakitan, sampai meninggal. Semuanya bener-bener ditulis detail.😫 

Terus, selain bosan aku agak shock juga. Karena biasanya aku selalu baca buku yang aman-aman aja. Tetapi beberapa buku terakhir yang kubaca pasti memuat unsur 21+ semua.😫 Masalahnya ini lagi puasa coooy. Dihitung perhari ini, totalnya ada 3 buku, ketiganya sama semua, ada unsur 21+ dan unsur ini dituliskan dengan cukup detail.😫🙈 Yang baru kusadari juga, selama ini aku keseringan baca buku dari penerbit lain, nah karena Ramadhan ini aku ikutan challenge ngabuburead-nya Gramedia jadi buku atau ebook yang kubaca pun terbitan Gramed semua. (Baru sadar setelah 25 tahun kalau buku Gramed banyak unsur dewasanya)

Point plus, meski tokoh yang dilibatkan banyak, semuanya memiliki konflik dan penyelesaiannya masing-masing. Ga ada yang terlewat. 

🍊 Quotes :
Mereka tahu putra yang manja akan lebih mencelakakan keluarga daripada putra yang telah tiada, dan mereka menahan diri agar tidak terlalu memanjakannya.
(Hal 13)

"... Sunja-ya, kehidupan perempuan adalah pekerjaan dan penderitaan tanpa akhir. Ada penderitaan dan kemudian pen-
deritaan lagi. Lebih baik mengantisipasinya, tahu tidak. Sekarang
kau sudah jadi perempuan, kau seharusnya diberitahu tentang ini.
Bagi perempuan, laki-laki yang kaunikahi akan menentukan kualitas hidupmu sepenuhnya. Laki-laki baik adalah kehidupan layak, dan laki-laki buruk adalah kehidupan terkutuk—tapi apapun yang terjadi selalu antisipasi penderitaan dan terus bekerja keras. Tidak ada yang mengurus wanita malang—hanya kita sendiri."
(Hal 41 percakapan Mrs. Jun pada Sunja)

"Ada orang jahat ke mana pun kau pergi. Mereka tidak baik. Kau ingin melihat orang sangat jahat? Jadikan orang biasa sukses
melebihi khayalannya. Kita lihat sebaik apa dia ketika dia bisa berbuat apa saja semaunya.” (Hal 58)

"Bangsa Korea. Kita bertengkar. Setiap orang merasa lebih pintar daripada yang lain. Kurasa siapa pun yang berkuasa akan berusaha sekuat tenaga mempertahankan kekuasaannya.” Kim hanya mengulangi ucapan Hansu kepadanya, karena Hansu benar..." (Hal. 283)

Menjadi laki-laki berarti kau tahu cara mengendalikan amarah. 
Kau harus menjaga keluargamu. Laki-laki yang baik melakukan itu. 
Mengerti?” (Hal. 304)

... tapi dia ingin satu kesempatan lagi untuk bicara kepada anak itu, memberitahunya bahwa laki-laki harus belajar untuk memaafkan—mengetahui apa yang penting, bahwa hidup tanpa memaafkan adalah semacam kematian meski masih bernapas dan bergerak. (hal 377)

"Kalau kau sukses dalam bidang apa pun, kau harus membayar kepada mereka yang tidak berhasil. Di sisi lain, kalau kau gagal, kehidupan juga memaksamu membayar biaya sampah. Semua orang
membayar sesuatu.” (Hal. 524)

"Semua tahu, Solomon. Di Jepang, kau menjadi orang Korea kaya atau Korea miskin, dan kalau kau orang Korea kaya, pasti ada arena pachinko di suatu tempat di latar belakangmu (Hal. 526)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Benarkah Reinkarnasi itu Nyata? : Mengulas Buku "CINTA DUA DIMENSI" karya Haning Arum & Sunarto

Siapkan Tissue, Mari Menggalau Bersama : Mengulas Buku "SENJA, HUJAN, & CERITA YANG TELAH USAI" karya Boy Candra

Motel yang Terkena Sial karena Kedatangan Pembunuh : Kdrama "THE FROG"