Motel yang Terkena Sial karena Kedatangan Pembunuh : Kdrama "THE FROG"


The Frog | 8 episode | rilis 2024 | Netflix
Rating 4,9/5!

Drakor pertama yang kutonton di tahun 2025 ini, The Frog. Bukan cerita tentang hewan ataupun kebun binatang, 'katak' di drama ini punya arti yang sangat mendalam.

'Katak' diibaratkan dengan seseorang yang lemah, yang bila terkena sial meski hal itu kebetulan, bukan karma (pembalasan atas tingkah lakunya sendiri) Ia hanya diam tidak membalas. Seperti halnya katak, saat dilempari batu ia hanya bisa diam dan berkata, "Kenapa harus aku yg mendapatkan nasib seperti ini?"


The Frog, bercerita tentang 2 pemilik bisnis penginapan atau motel yang memiliki 1 masalah yang sama, mereka kedatangan 'tamu gila', begitu keduanya menyebut tamu-tamu pembawa sial itu.

Aku akan mulai dari motel Koo Sang-jun dulu, yang diperankan oleh Yoon Kye-sang. Saat itu hujan sedang turun, tampak seorang dari dalam mobil yang kebingungan arah hendak ke mana. Ia diam saja di dalam mobil di kurun waktu yang cukup lama. Akhirnya Sang-jun menghampiri laki-laki itu, sekaligus menyuruhnya menginap di motel. Laki-laki itu setuju dan menyewa 1 kamar. Ia mengambil kamar di lantai 2. Sang-jun memberikan kamar paling terbaik, berukuran lebih besar sekaligus satu-satunya kamar yg memiliki pemandangan paling indah.

Sang-jun mengelola motel dengan istrinya, malam itu ia yang mendapat giliran jaga, istrinya di rumah. Suasana motel yang sepi dan sunyi membuat Sang-jun tertidur di meja resepsionis. Yang tak ia sadar, hal kecil ini ternyata digunakan sebagai kesempatan untuk tamu gilanya beraksi.

Di tengah malam ia keluar motel, membuka bagasi mobil, mengeluarkan seorang wanita yang sudah lemas tak bernyawa dan memanggulnya. Darahnya menetes ke mana-mana. Tamu itu membawa mayat ke kamar yang ia pesan, dan mengeksekusinya di sana.

Keesokan paginya istri Sang-jun yang bergantian menjaga motel, gemetar, takut bukan main melihat pemandangan mengerikan di kamar paling bagus milik motel mereka. Dengan segenap ketakutan yang ada ia melapor polisi. Tak butuh waktu lama banyak polisi yang datang dan pembunuh dengan cepat tertangkap.

Sang-jun kira mendatangkan polisi, membereskan mayat, menangkap penjahatnya, sama dengan selesai, ternyata tidak. Justru ini adalah awal dari semua kesialan dari hidupnya. Tamu tidak pernah lagi datang karena motelnya jadi terkenal dengan sebutan 'penginapan pembunuh'. Karena itu anak mereka jadi bahan bully-an di sekolah. Ia disuruh membawa minuman keras, rokok, dan obat-obatan kalau tidak menurut teman-temannya mengancam akan membakar motel.

Istri Sang-jun pun bunuh diri di kamar yang sama dengan jasad wanita itu ditemukan, ia tidak kuat selama hidupnya selalu terbayang-bayang dengan kejadian mengerikan yang ia lihat di pagi itu, kepala terpisah, selimut dan sprei putih yang dipenuhi darah, badan korban yang tergeletak di lantai bermandikan darah.

Selama bertahun-tahun semua orang selalu mengenang keluarga mereka sebagai manusia-manusia jahat. Mereka tidak pernah lepas dari cibiran menyakitkan dan tatapan sengit. Padahal mereka tidak melakukan apa-apa, bukan mereka juga yang membunuh jasad itu, tetapi kenapa keluarga mereka yang mendapat imbasnya?


Lanjut, penginapan milik pak Yeong-ha. Berbeda dengan motel Sang-jun yang memiliki banyak kamar, penginapan ini hanya berupa 1 rumah utuh yang disewakan. Semua berjalan normal sebelum akhirnya Yoo Seong-ah yang diperankan oleh Go Min-si, datang bersama anak kecil. Ia hanya menginap sehari, keesokannya pergi begitu saja tanpa pamit. Pak Yeong-ha hanya melihat amplop berisi uang di atas meja begitu mengecek penginapan.

Selayaknya pemilik usaha yang lain, saat tamu pergi ia bersiap membereskan semuanya sebelum tamu selanjutnya datang. Di sini pak Yeong-ha menemukan kejanggalan. Ada darah di piringan hitam yang dibiarkan berputar, masih menyala. Darah ini terus mengganggu pikiran Pak Yeong-ha.

Ia mengecek kamera dashboard, melihat Seong-ah pergi sendirian padahal ia datang membawa anak kecil. Terlihat juga Seong-ah tampak kesusahan menggotong kopernya ke mobil. 

Pikiran Pak Yeong-ha makin menjadi-jadi. Terlebih saat ia membawa selimut, sprei, dan handuk ke binatu, pemiliknya bilang handuk yang Pak Yeong-ha bawa kurang 2, biasanya yang di laundry ada 10 tetapi hari itu pak Yeong-ha hanya membawa 8.

Pak Yeong-ha langsung mencari 2 handuknya yang hilang. Ia mencari ke setiap sudut, tetapi hanya ditemukan 1. Handuk warna abu-abu yang ia pakaikan di tubuh anak kecil yang Seong-ah bawa. Saat mereka berenang bersama dan hujan turun, tak mau tamu kecilnya kedinginan makanya Pak Yeong-ha memberikannya handuk.

Firasatnya makin bertambah kuat saat ia mengecek kamar mandi, bau pemutih. Mungkin dugaannya benar, bahwa tamu yang mampir kemarin melakukan pembunuhan di penginapannya.

Pak Yeong-ha bingung harus melapor polisi atau tidak, saat itu ia masih mempunyai banyak bukti. Kemungkinan besar pelaku akan ditangkap jika ia melapor. Tetapi pak Yeong-ha memilih tidak melakukan itu. Ia membersihkan semua bukti yang ada dan menganggapnya tidak pernah terjadi.

Sampai akhirnya setahun kemudian Seong-ah datang lagi. Awalnya ia berencana menginap selama seminggu. Tetapi suasana penginapan yang nyaman membuatnya ingin menambah hari jadi sebulan. Yang mana lama kelamaan Seong-ah semakin merasa betah dan ngga mau keluar dari penginapan itu.

Ia meminta ke Pak Yeong-ha untuk menjual penginapan itu untuknya, pak Yeong-ha dengan tegas menolak. Itu rumah pensiun yang dulu ia tempati bersama mendiang istrinya, banyak kenangan di sana. Seong-ah memaksa, ia meminta penginapan itu agar jadi miliknya saja. Semakin sering ia meminta, semakin sering pak Yeong-ha menolak, semakin tinggi kemauannya untuk menguasai penginapan itu. Pernah saat ada tamu lain yang hendak menginap, Seong-ah mengamuk tidak terima. Dan itu terjadi berkali-kali.


Okey, mungkin segini aja yang aku kasih tau. Jangan terlalu spoiler biar kalian tetap menerka-nerka ending-nya gimana.

Menurutku drama ini sisi misterinya kuat banget, bener-bener bikin orang takut, penasaran, ga sabar, emosi, kesel. Tapi di sisi lain drakor ini agak ngebosenin. Menurutku ya. Apalagi di episode 1, kalau kamu tipikal orang yg suka dengan opening menarik, drama ini terkesan membosankan. Tapi tenang, sabar dulu jangan keburu ganti tontonan ke yang lain, karena mulai ada cercah ditarik penasaran di menit-menit akhir. Tapi cuma dikit doang abis itu bersambung ke episode 2.

Lanjut di episode 2, sayangnya aku menemukan kejanggalan, di scene komandan Yoo datang secara tiba-tiba ke penginapan Pak Yeong-ha. Dia mengetuk pintu berkali-kali, setelah dibuka katanya dia cuma mampir sebelum berangkat kerja. Like ... hah? 

Ngetoknya itu lho kayak polisi mau nggeledah sesuatu, berkali-kali. Sampe nanya juga ada orang nggak di dalam. Pokoknya komandan ini ga pergi sebelum pintunya dibukain. Kesannya kayak seakan-akan dia udah tau sesuatu yang sudah terjadi di penginapan pak Yeong-ha, kan? Siapa sangka mau nyapa tetangga doang tapi kesannya 'maksa masuk'? Mereka baru kenal di tengah jalan karena mobil komandan Yoo ga sengaja mau nabrak mobil pak Yeong-ha.

Kalau adegannya diubah, semisal kayak gini pak Yeong-ha lagi nongkrong di depan rumah terus komandan Yoo lewat, pas lewat komandan Yoo inget kalo bapak yang lagi santai-santai itu bapak yang hampir ditabrak kemarin, habis itu dia turun nyapa, basa-basi. Masih nyambung kalo alurnya diubah gini. Masih realistis.

Dari keseluruhan drama hanya 1 scene ini aja yang agak gimana gitu menurutku. Selebihnya oke. Termasuk detail-detail kecilnya juga oke, kayak di scene perubahan emosi Pak Yeong-ha yang terbaca di mata komandan Yoo.

Pak Yeong-ha ini selalu maju mundur mau ngelaporin si Seong-ah. Di saat dia benar-benar lapor dia cuma bilang kalau ada 2 tamu yang melanggar daerah privasinya, apalagi keduanya berbeda jenis dan mereka sedang di posisi 'tidur' di kamar khusus pemilik penginapan itu.

Komandan Yoo bisa baca perubahan emosi Pak Yeong-ha, secara logika Pak Yeong-ha sudah lama mendirikan penginapan itu, tentu hal seperti itu pasti bisa diselesaikan sendiri tanpa perlu lapor pihak berwajib, tetapi Pak Yeong-ha memilih melapor. Membuat komandan Yoo teringat peristiwa beberapa hari sebelumnya, Pak Yeong-ha datang ke kantor polisi tetapi setelah itu keluar lagi. Ketara kayak orang mau ngomong tapi ngga jadi. Di mata komandan Yoo pak Yeong-ha ini sedang meminta tolong tapi ngga terus terang.

Detail kecil ini dibawa-bawa lagi sebelum komandan Yoo dan tim mau menangkap Seong-ah. Komandan Yoo bisa paham kalau emosi Pak Yeong-ha berubah drastis karena menghadapi manusia sejenis Seong-ah.

Part yang aku suka ada di scene pembalasan dendam motel Sang-jun yang diwakilkan oleh anaknya, Koo Gi-ho diperankan oleh Chanyeol EXO. Balas dendam ini ngga dirancang bareng bapaknya, karena balas dendam ini terjadi setelah bertahun-tahun kemudian, Sang-jun sudah tua, ia tinggal di panti jompo. Kegiatan sehari-harinya mengganti sprei dan selimut setiap kasur. Di matanya, saat ini ia kembali membuka motel. Sang-jun pun mulai kehilangan semua ingatannya termasuk nama anak dan wajah anaknya. Yang ia ingat cuma adegan motel, motel, dan motel.

Sedih sih, tapi kabar baiknya Gi-ho berhasil menuntaskan misinya. Membalas sakit yang diderita kedua orang tuanya selama bertahun-tahun.

Overall, i love this kdrama! Aktingnya oke banget, apalagi akting Min-si, gila sukses banget dia meranin cewek stres. Cantik tapi ekspresinya serem, suara ketawa melengkingnya juga bikin ngeri, ditambah alur ceritanya yang membuat tokoh Seong-ah idup banget. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Benarkah Reinkarnasi itu Nyata? : Mengulas Buku "CINTA DUA DIMENSI" karya Haning Arum & Sunarto

Siapkan Tissue, Mari Menggalau Bersama : Mengulas Buku "SENJA, HUJAN, & CERITA YANG TELAH USAI" karya Boy Candra