Siapkan Tissue, Mari Menggalau Bersama : Mengulas Buku "SENJA, HUJAN, & CERITA YANG TELAH USAI" karya Boy Candra
Sampul buku Senja, Hujan, & Cerita yg Telah Usai
Untungnya, penulis ini bisa menarik perhatian warga kita. Meski, mungkin maunya baca buku ini saja, di buku dan bacaan lain tetap malas. Ya gapapa lah seenggaknya ada perkembangan dari pada nggak sama sekali, ya kan? Bagusnya, buku-buku karangan Boy Candra selalu best seller. Yang mana artinya peminat baca di negara kita semakin bertambah, Alhamdulillah.
Lagian juga, siapa sih yang ngga suka hal-hal berbau galau? Hampir semua manusia pasti pernah merasakan ini, kan? Apalagi anak muda, gen z, meski ngga sedang galau kalau ada hal berbau galau langsung fomo, ikut-ikutan suka. Bahkan ngga cuma sekedar ikut-ikutan, mereka sukanya tuh sampai dikhayatin! Ngga sedikit yang berlagak seakan paling disakiti, padahal cuma lagi latihan aja kalo nanti suatu saat bener-bener disakitin rasanya kaya gimana.๐ Contoh kecilnya juga lagu-lagu di Indonesia. Semakin galau liriknya semakin banyak pendengarnya. Ya kan?
Part tergalau yang aku suka ada di halaman 33. Judulnya Aku Pergi Setelah Menunda Berkali-kali. Isinya begini ...
"Kupikir setelah menjauh darimu. Memulai hidup baru. Aku bisa lepas sepenuhnya dari hal-hal yang pernah ada tentangmu. Aku bisa lepas dari perasaan yang belum tuntas kepadamu. Aku bisa melenyapkan segala rindu yang dulu menggebu. Itulah sebabnya aku pergi menjauh. Meninggalkanmu untuk menanggalkan perasaan sayang itu. Aku ingin bahagia. Meski bukan denganmu yang tidak bersedia.Namun, aku heran kepadamu. Saat aku memilih pergi, kamu seolah menahanku untuk tetap di sini. Kamu memberi tanda bahwa kamu sedang belajar menerima. Kamu seolah menunjukkan kepadaku, agar aku tetap saja mencintaimu. Dan, semua perlakuan itu membuatku berpikir ulang. Berkali-kali aku menunda pergi. Aku pikir kamu benar akan belajar membuka hati. Namun, semua percuma. Sepanjang waktu berlalu yang aku dapat hanyalah luka. Kamu tidak pernah benar-benar menerima. Kamu hanya mempermainkan perasaan yang tak main-main kurasakan kepadamu.Kamu tarik ulur hatiku. Kamu ragukan perasaanku, yang begitu dalam hanya menginginkan kamu. Kamu seperti ular melingkari langkahku. Namun, enggan menjadi bagian dari hidupku. Kamu hanya ingin bermain-main, sementara aku tidak pernah ingin menjadi mainan. Kamu harusnya tahu, aku sudah terlalu lelah memendam rindu. Itulah mengapa akhirnya aku memilih pergi. Aku memilih mematikan saja semua rasa di hati kepadamu. Meski tetap saja ada yang tersisa dan terasa pilu. Setiap kali bertemu, kamu menyalahkan aku. Menyalahkan aku yang memilih pergi.Sesekali merenunglah. Apa yang sudah kamu lakukan kepadaku? Bagaimana rasanya menjadi seseorang yang tak pernah diterima? Bagaimana rasanya mencintai seseorang yang hanya ingin memainkan perasaanmu? Atau, bagaimana rasanya mencintai seseorang yang meragukan perasaanmu? Itu yang kurasakan. Jika akhirnya kini aku memilih pergi. Lalu, mencintai orang baru. Jelaskanlah, pada bagian mana aku bersalah kepadamu? Tidak perlu dijawab, perasaan padamu tak lagi ada. Meskipun ada, akan kubunuh secepatnya."Boy Candra,14/02/2015
Pahamkan sekarang kenapa orang yang tadinya ngga demen baca eh mendadak jadi kutu buku karena buku ini. Siapa yang ngga demen baca coba kalau isi bukunya kaya begini? Apalagi buat yang pernah ngalamin hal serupa. Entah baru ngalamin atau emang pernah ngalamin beberapa tahun lalu, pasti makin demen bacanya, ya kan?
Buku ini aku kasih bintang 4 dari 5. Saat membaca, aku serasa diajak bernostalgia ke kenangan yang nggak pengen aku kenang lagi, huhu. Pemilihan diksinya bagus, mudah dipahami, kebanyakan yang Boy Candra tulis benar-benar terjadi di kehidupan kita. Pantes aja nih buku jadi viral. Berikut spesifikasi bukunya ...
Judul buku: Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai
Penulis: Boy Candra
Penerbit: Media Kita
Tebal halaman: 240 halaman
ISBN: 979-794-499-9
Cetakan pertama: 2015
Komentar
Posting Komentar