Kasus Bunuh Diri yang Bukan Bunuh Diri? : Mengulas Ebook "SUICIDE KNOT" karya Vie Asano

Suicide Knot | Vie Asano | Noura Books |  2019 | 346 halaman

Rating 4/5 (Plot twistnya bikin kaget😳)

Aku tau novel ini dari rekomendasi Tiktok. Reaksi setelah baca ebook urban thriller satu ini? Nano-nano. Dibilang seru, ngga juga. Dibilang bikin penasaran, ya ngga juga. Tapi, endingnya sangat membuatku shick-shack-shock. Plot twist.

Bercerita tentang seorang siswi bernama Anne yang meninggal karena bunuh diri di sekolah. Siaran live Instagram-nya viral, tetapi secepat mungkin sekolah menutupi semua peristiwa yang terjadi. Video viral itu dihapus dari semua jejak media, bahkan pihak sekolah sempat mengancam bagi sesiapa yang masih menonton video itu. Karen adalah sahabat Anne, sejak peristiwa itu ia tak kuat mendengar apapun yang berhubungan dengan sahabatnya, semua terasa bagai mimpi buruk butuh waktu hingga berminggu-minggu untuk Karen bisa menerima apa yang terjadi. Tetapi, sebelum waktunya siap, Karen mendengar teman sekelasnya menyebut-nyebut nama Anne. Tidak hanya sekali, sampai beberapa kali. 

Penasaran, Karen menghampiri teman-teman tersebut yang ternyata mereka sedang menonton video siaran ulang Anne sebelum meninggal, mereka menonton diam-diam. Mereka bilang, ada yang aneh dari ekspresi wajah Anne, ia tampak seperti ketakutan melihat sosok di balik siaran Instagram itu berlangsung. Karen yang sejak awal masih belum percaya Anne sudah tiada, merasa pikirannya benar, jangan-jangan Anne bukan bunuh diri melainkan ... ada seseorang di balik semua ini?

Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama, sejak awal hingga hampir akhir (ga bener-bener sampai akhir maksudnya ya) pembaca terus digiring untuk menelusuri cerita berdasarkan perspektif si aku, yaitu Karen. Jujur, dari awal membaca sampai hampir akhir aku merasa bosan, sangat bosan. Tapi aku tipe orang yang kalau sudah baca ya lanjut baca sampai akhir, berharap kali aja endingnya ada "sesuatu", dan benar. Itu terjadi di novel ini. Tapi ini kita bahas nanti di akhir, lanjut ke soal kenapa novel ini terkesan membosankan?

Sebenarnya kalau ditelaah, ceritanya sangat menarik. Seorang siswi yang berusaha mencari tau penyebab sahabatnya meninggal, siapa dalang di balik semuanya, mencari tau apa yang selama ini dialaminya karena sahabatnya itu cenderung menyembunyikan rahasia, pokoknya cerita ala-ala detektif gitu.

Tapi, karena sudut pandangnya konsisten menggunakan aku, buku ini benar-benar hanya menyorot dari sisi "aku" saja, aku merasa pembaca seperti membaca biasa. Ga ada rasa penasaran pengen tau apa yang terjadi pada kelanjutan ceritanya, karena aku tau si "aku" pasti akan mengorek-ngoreknya sendiri dan pembaca tinggal membaca saja. Jadi semacam pembaca ga dikasih celah untuk menebak-nebak kemungkinan apa yang terjadi. Sampai akhirnya begitu baca bagian akhir ... boom, aku baru paham detail-detail yang kuanggap "bosan" di awal.

Detail seperti Anne yang sangat tertutup pada rahasia-rahasianya, Anne yang sangat menyukai cerita fiksi ber-genre misteri, Anne yang misterius (menurut Karen), Anne yang iseng dia suka banget sama April mop.

Aku suka bagaimana penulis menyebutkan detailnya secara menyeluruh dan bertahap, yang mana pas baca ending sudut pandangku mengenai novel ini jadi berubah, aku jadi berpikir, "Iya juga ya, pantes aja sikapnya gini gini gini."

Pokoknya ini tuh tipe novel yang bikin ovt setelah baca sampai akhir. Tadi aku sempat bilang pembaca seakan ga dikasih celah untuk menebak-nebak, nah justru disuruh nebaknya di akhir. Kayak aku sekarang, lagi ovt soal hubungan Bianca & Cello. Apa benar hubungan mereka bertepuk sebelah tangan kayak yang Cello bilang ke Karen & menurut pengakuan Cello sendiri?

Lalu kenapa saat Karen ngikutin mobil Bianca diam-diam justru pernyataan Chacha yang benar? Kalau Cello yang dikenal orang-orang berbeda dengan Cello yang hanya berdua saja dengan Bianca?

Terus, soal Anne yang ternyata membalas dendam ke Bianca & Karen ...? Kalau ke Bianca oke, dia nge-bully. Karen & Cello pernah mergokin itu. Tapi kalo Karen? Apa Karen ada tingkah laku yang salah? Seingatku Karen itu polos, gampang kegocek. Apa aku melewatkan detail soal Karen?

Ada quotes bagus di halaman akhir, yang mana quotes ini sangat-sangat menggambarkan kisah perjalanan dalam novel ini. Begini isinya ...

In the end we Will remember not the words of our enemies, but the silence of our friends

- Marthin Luther King, Jr.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Benarkah Reinkarnasi itu Nyata? : Mengulas Buku "CINTA DUA DIMENSI" karya Haning Arum & Sunarto

Siapkan Tissue, Mari Menggalau Bersama : Mengulas Buku "SENJA, HUJAN, & CERITA YANG TELAH USAI" karya Boy Candra

Motel yang Terkena Sial karena Kedatangan Pembunuh : Kdrama "THE FROG"