Topi Butut Hilang 1 Pelabuhan Kelimpungan : Mengulas Buku "KARANGAN-KARANGAN KECIL DI KEPALA" karya Solu Erika

Sampul buku Karangan-karangan Kecil di Kepala, sampul lama

Kali ini aku mau membahas buku fiksi yang berisi kumpulan-kumpulan cerita pendek, yang merupakan isi dari kepala sang penulis, begitu katanya setelah aku membaca isinya. Meski yang aku punya ini buku lama, cetakan terbaru dari buku ini sudah berganti sampul, diupgrade lebih netral sesuai isinya yang beragam.

Tapi menurutku, sampul di buku lama sudah bagus. Kalau mau diadakan perombakan, mungkin font di judul pilih yang lebih tegas, biar bukunya bisa terbaca lebih jelas. Kalau mau tetap pakai font yg sekarang ... oke aja sih tapi menurutku agak besarin sedikit. Terus ubah warnanya jadi netral, jangan warna yang sama kayak cover, jujur aja kurang kebaca karena jadinya kayak nyatu. Sebenarnya tetap terbaca, tapi kalau dari jarak dekat, minimal harus megang bukunya dulu baru kebaca itu buku apa.

Bukan cuma sampulnya aja yang ganti, isinya pun dipangkas dan disulap sedemikian cantik. Aku sudah membaca keduanya, versi cetakan lama dan cetakan baru. Mana yang lebih bagus? Yuk kita bandingkan.

Contoh pada cerpen Topi Pengarang (judul di cetakan lama, di cetakan baru judulnya Topi di Pelabuhan). Di versi lama, dituliskan yang kehilangan topi adalah pengarang terkenal, begitu topinya hilang tim keamanan pelabuhan yang ditugaskan mencari topi boninya sungkan berkata jujur kalau mereka menyerah mencari topi itu (setelah lama mencari tetapi topi tetap tidak ditemukan). Setelah dinyatakan hilang, ternyata topi itu adalah topi couple miliknya dan mendiang kekasih. Ditulis juga kalau topi itu sangat berarti, selain couple topi itu yang biasa menemani sang pengarang menulis karya-karyanya.

Di versi baru ditulis lebih compact, saat pemuda berambut gondrong melapor kehilangan topi dan mencarinya dengan panik, tanggapan orang-orang ada 2, yang sama paniknya ada juga yang biasa saja, toh cuma topi. Di versi ini diceritakan urutan kejadiannya, saat pemuda itu baru sampai pelabuhan ia ke kamar mandi dan menitipkan topinya ke laki-laki. Disebutkan juga ciri laki-laki itu dengan detail kecuali tingginya karena saat menitipkan laki-laki itu sedang duduk. Di saat topi dinyatakan hilang ia merasa jahat karena tidak bisa menjaga kenang-kenangan dari mendiang istrinya.

Terus, lebih bagus mana, Fath?
Menurutku yang kedua, versi terbaru. Kenapa? Karena ceritanya dibuat sangat jelas ranahnya, dan endingnya sengaja dibuat sederhana, ngga dijabarkan kalau topi itu yang biasa dipakai untuk menemani si pengarang melakukan hal a, b, c, d. Sebenarnya bagus juga kalau dijabarkan tetapi ngga tau kenapa menurutku lebih bagus dibuat menggantung. Menurutku ya. 

Mungkin kalau aku gambar dengan simple begini kalian akan setuju lebih bagus versi pertama, semakin rinci penjelasannya semakin bagus. Tetapi, coba deh baca bukunya langsung, pasti feels-nya beda. Buku ini diterbitkan di penerbit indie, jadi kalau mau memesan harus menghubungi penerbit, belum dijual luas.

Persis seperti judulnya, isi buku ini benar-benar beragam seperti isi kepala manusia. Ga ada tema yang spesifik merujuk 1 hal, ga ada. Rata-rata isinya relate dengan kehidupan sehari-hari. Ada sebagian yang persis seperti kehidupan nyata ada juga yang murni berasal dari khayalan penulis. Seperti ...

Ada kisah cinta sepasang kekasih yang tidak mendapatkan restu, karena keduanya saling suka keduanya kabur bersama.

Nah ini banyak terjadi di kehidupan nyata, kan?

Ada juga kisah cinta sepasang kekasih yang sama-sama saling suka, tetapi permintaan orangtua dari pihak perempuan yang terlalu berlebihan, membuat si laki-laki terbebani.

Permintaannya apa? 

Rumah yang besar dan uang yang banyak. Karena pekerjaan si laki-laki yang ga memungkinkan mendapatkan uang banyak dalam waktu dekat, akhirnya dia nekat menghalalkan segala cara. Karena cinta dia rela membuktikan semuanya. Setelah si laki-laki mendapatkan uang banyak, orang tua perempuan bangga bukan main. Meski setelah itu si laki-laki menjadi buronan polisi. 

Kalo ini sih ... pasti dari khayalan penulis. Gila, serem juga khayalannya haha. 

Karena aku sudah membaca 2 versi aku akan memilih 2 cerpen favorit dari kedua versi. Sebenarnya inti keduanya sama saja, yang beda hanya cara penyampaiannya.

Di cetakan baru aku suka dengan cermin 'Melawan Keputusan'. Menurutku cermin ini smooth, halus, manis, romantis, tapi juga miris dan tragis. Pernah ngga sih baca karya fiksi terus kalian ngerasain euforia yang berbeda selain karena faktor imajinasi? Nah di setiap cermin di buku ini aku merasakan itu, karena setiap cermin genrenya beda-beda jadi auranya juga berbeda-beda. 

Sebenarnya banyak yang aku suka karena ya itu tadi, setiap judul membawa euforia, tetapi di judul Melawan Keputusan aura-aura romansanya kental bangeeet.

Kalau di cetakan lama aku suka dengan 'Disneyland'. Sebenarnya di buku baru juga ada cerita ini, judulnya diubah. Tetapi di versi lama menurutku lebih bagus. Bukan benar-benar selayaknya "Disneyland" yang indah dan penuh khayal, yang selalu diidam-idamkan semua anak-anak, di cerpen ini justru tragis. Ah lagi-lagi penggambarannya bikin aku jatuh cintak! Tapi kenapa di buku baru malah diubah, hmm.

Aku kasih bintang 5 dari 5 untuk buku ini. Jujur, di buku lama memang ada beberapa cerpen yang agak membosankan dibaca. Tapi point plusnya, setiap quotesnya menampar. Sementara, di buku baru cerita perjudulnya lebih enak dibaca, tetapi quotesnya tidak sebagus buku sebelumnya karena quotes di cetakan baru hanya mengulang kata-kata di setiap cermin.

Berikut spesifikasi buku:
Judul : Karangan-karangan Kecil di Kepala 
Penulis : Solu Erika 
Penerbit : Sarasayu Samudro Publishing House 
QRCBN : 62-385-5611-485
Tebal halaman : 200 halaman 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Benarkah Reinkarnasi itu Nyata? : Mengulas Buku "CINTA DUA DIMENSI" karya Haning Arum & Sunarto

Siapkan Tissue, Mari Menggalau Bersama : Mengulas Buku "SENJA, HUJAN, & CERITA YANG TELAH USAI" karya Boy Candra

Motel yang Terkena Sial karena Kedatangan Pembunuh : Kdrama "THE FROG"