Mengintip Perjalanan Emosi Manusia Sedari Bayi : Movie "INSIDE OUT (2015)"

Poster film Inside Out, sumber : Pinterest 

Kamu pasti sudah tau film yang satu ini kan? Yup, kartun Disney Pixar yang satu ini sangat viral karena memiliki alur cerita yang sangat unik. Bagaimana bisa sang penulis terpikirkan ide tentang perjalanan isi kepala manusia?

Film yang akan kita bahas ini adalah seri pertama yang rilis di tahun 2015. Tokoh utama dalam film ini bernama Riley. Sedari Riley bayi hingga berusia 12 tahun Riley memiliki 5 emosi.

1. Rasa senang (Joy)
2. Rasa sedih (sadness)

3. Marah (anger)

4. Jijik (disgus)

 5. Rasa takut (fear)
Saat kecil Riley hanya menunjukkan lima emosi ini, yang mana setiap kali ia mengalami dari kelimanya akan terbentuk semacam bola memori.

Joy berperan besar mengendalikan monitor di balik kepala Riley. Berkatnya, banyak pencapaian yang sudah Riley dapat. Mulai dari terbangunnya rasa kepercayaan diri, kejujuran, jiwa-jiwa humoris, kekeluargaan, persahabatan, dan masih banyak hal baik lainnya. Joy identik dengan warna kuning, yang menandakan keceriaan.

Tetapi tidak selalu Joy yang memegang monitor, terkadang Sadness pun ikut andil. Sadness identik berwarna biru yang menandakan kesedihan. Awalnya kehadiran Sadness dianggap mengganggu oleh Joy dan teman-teman yang lain. Karena Sadness selalu bersikap tiba-tiba, padahal Joy sudah mengatur sedemikian rupa agar dalam seharian full mood Riley menjadi senang terus. 

Melihat Sadness yang tiba-tiba membuat Riley bersedih jelas membuat Joy kesal. Pernah Joy mengusir Sadness secara halus, dengan menyuruhnya membaca buku saja ga usah ikut bantu ngatur monitor. Atau pernah juga Joy membuat lingkaran dengan kapur, Sadness diminta berdiri di dalamnya dan jangan keluar.

Tetapi, yaaa namanya naluri manusia pasti akan merasakan sedih. Mau Joy ngatur Sadness untuk ngga ngapa-ngapain pun pada akhirnya Sadness tetep join ngotak-ngatik monitor. Sampai suatu hari, Joy dan Sadness berdebat yang membuat keduanya ditarik ke luar pusat kepala Riley.

Awalnya Disgus, Anger dan Fear menganggap mereka akan baik-baik saja tanpa kehadiran Joy dan Sadness di kantor. Tetapi mereka salah. Tanpa Joy (tanpa kesenangan) Riley menjadi kepribadian yang murung. Terlebih dalam kehidupan nyata diceritakan Riley pindah rumah dan sekolah, yang membuatnya murung karena segala hal di rumah barunya sangat berbanding terbalik dengan apa yang ada di rumah lama. Makanan, sahabat, grup hoki, semuanya tidak ada yang benar-benar membuat Riley senang. 

Meski Disgus, Anger dan Fear selalu berusaha membangkitkan kebahagiaan pada Riley, nyatanya mereka tidak pernah bisa seperti Joy. Yang pada akhirnya mereka malah mengacaukan segalanya dan menghancurkan semua pulau indah yang sudah Joy bangun untuk Riley.

Sementara itu, Joy dan Sadness yang terlempar ke pabrik dalam kepala Riley tampak bingung mencari jalan untuk bisa kembali ke pusat. Yang mana ini sangat tidak mudah. Untungnya, Sadness sudah membaca buku panduan yang membuatnya mengerti beberapa bagian di kepala Riley dan kemana arah mereka harus berjalan. 

Jadi, secara kepribadian Joy ini energik guys, dia selalu semangat terus, ibarat batrenya ga abis abis lah. Nah Sadness ini kebalikannya, dia lemot, mageran, cara ngomongnya juga ga percaya diri. Jadi setiap kali Sadness ngasih arahan harus belok ke mana aja Joy greget sendiri karena arahan dari Sadness ga kunjung menemukan jalan keluar. Sebenarnya bukan ga menemukan jalan keluar, memori di kepala Riley banyak dan luas banget jadi mereka susah untuk keluar dari 1 ruangan ke ruangan lain. Sampai pada akhirnya mereka ketemu sama Bing Bong. Bing Bong ngarahin mereka buat naik kereta biar cepat keluar dari sana.

Awalnya alternatif ini dianggap gampang dan cara tercepat, tetapi ternyata tidak. Akibat pulau-pulau kebahagiaan dalam diri Riley yang perlahan hancur, rel kereta menuju pusat pun patah karena ngga ada fondasi yang menaungi rel keretanya.

Joy penasaran, kenapa pulau-pulau itu hancur? Ternyata semua ulah Anger, Disgus, dan Fear yang berusaha membuat Riley bahagia tetapi mereka salah input. Akibat itu, Riley kehilangan percaya diri, kehilangan semangat, jadi insecure-an, gampang emosi, jadi berani nyolong ATM ibunya di dompet, dan juga dia berniat kabur dari rumah.

Untungnya, Joy tidak mudah menyerah, ia tetap berusaha agar bisa kembali ke pusat dan meng-handle monitor Riley lagi.

Menonton film ini membuatku jadi berpikir soal ilmu parenting. Semakin bahagia seseorang, semakin banyak kenangan baik yang direkam, maka hal-hal baik pun akan senantiasa berdatangan. Begitupun sebaliknya, semakin banyak hal negatif yang kita tanam di diri kita maka yang akan akan kita petik pun tidak lain dari kenegatifan itu sendiri. 

Soal sudut pandang pun begitu. Semakin kita insecure, merasa diri ga bisa apa-apa, lebih mengutamakan emosi daripada berpikir rasional maka manusia pun akan berpikir tidak jauh dari sudut pandang negatif. Dan ini fakta, fakta banget.

Ngena banget guys, alih-alih film kartun yang mana kartun identik dengan tontonan anak-anak tetapi ternyata menyimpan makna yang sangat berarti. Ada yang berpikir sama juga kaya aku?

Film ini aku kasih bintang 5 dari 5. I like it so much! Menghiburnya dapet, belajarnya dapet, membuka wawasan, kreatif lagi alur ceritanya. Jadi agak mikir di kepala manusia bener-bener ada pabrik kaya gitu ga ya haha.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Benarkah Reinkarnasi itu Nyata? : Mengulas Buku "CINTA DUA DIMENSI" karya Haning Arum & Sunarto

Siapkan Tissue, Mari Menggalau Bersama : Mengulas Buku "SENJA, HUJAN, & CERITA YANG TELAH USAI" karya Boy Candra

Motel yang Terkena Sial karena Kedatangan Pembunuh : Kdrama "THE FROG"