Baru Sadar Setelah Dewasa Diadopsi Keluarga Pembunuh? : Kdrama "PERFECT FAMILY"
Poster drakor Perfect Family, sumber : Pinterest
Tapi justru di situ nikmatnya, dibuat penasaran sama setiap kejadian yang sengaja di setting janggal atau dibuat penasaran sama karakter tokoh yang gerak-geriknya mencurigakan. Dan kenapa ya pemeran tokoh antagonis rata-rata mukanya ngeselin parah🤣. Udah ngeselin, kadang ada juga yang auranya negatif jadi setiap kali tokoh itu muncul di layar bawaannya pengen nonjok! tapi ga bisa.😫 Kalo tetep maksa mau nonjok malah hp atau tv nya nanti yang rusak.🤣
Tapi kasian juga ya aktor yang meranin tokoh antagonis, mereka jadi dihujat di kehidupan real-nya. Padahal di film itu mereka cuma lagi akting lho belum tentu karakter aslinya kaya gitu juga. Kalo dipikir-pikir lucu juga sih, terlalu menghayati karakter penontonnya greget, kalo udah gini ada plus minusnya nih.
Plusnya, film jadi rame karena orang-orang pada emosi sama karakter antagonisnya jadi bikin yang belum nonton penasaran, sengeselin apa sih? Terus, aktornya jadi terkenal, bisa masuk nominasi penghargaan film juga, kalo aktingnya bener bener bagus dan banyak yang suka aktornya bisa menang & dapat piala penghargaan. Tapi minusnya, kasian aktornya dihujat beneran. Bahkan denger-denger ada yang sampe ngedoain yang ngga ngga lho, ih jangan gitu ya kasian mereka cuma lagi nyari duit, kalo kalian beneran jadi kesel berarti akting mereka berhasil.
Ah pembahasannya jadi kemana mana haha, mian. Okey kita fokus ke drama yang mau kita bahas ya, Perfect Family. Ada yang udah nonton drama ini? Atau baru mau nonton? Drama ini keluaran Agustus 2024 kalo ga salah, masih baru, mungkin udah banyak dan belum banyak juga yang nonton.
Kita ke perkenalan dulu kali ya? Let's gooo!
Perkenalkan, pemeran utama ada Choi Sun-hui yang diperankan oleh Park Ju-hyun. Sun-hui adalah gadis cantik yang baik, lugu, pintar, ramah ia merupakan anak piatu yang diadopsi oleh keluarga pengacara Choi.
Selanjutnya ada kedua orang tua yang mengadopsi Sun-hui dari panti asuhan, Choi Jin-hyuk yang diperankan oleh Kim Byung-chul dan istrinya Ha Eun-ju yang diperankan oleh Yoon Se-ah. Jin-hyuk adalah seorang pengacara hebat yang terkenal andal dalam menyelesaikan pekerjaannya. Berkat itu Jin-hyuk mendapat penghargaan sebagai pengacara terbaik selama 3 tahun berturut-turut. Sementara Eun-ju adalah seorang dokter, sebelum akhirnya sebuah tragedi yang membuat mereka trauma mengubah profesi keduanya. Bahkan sampai mengubah identitas.
Saat kecil Sun-hui memang tinggal di panti asuhan tetapi ia masih memiliki orang tua. Karena kesalahpahaman sebuah tragedi kebakaran ia menjadi imbasnya dan berakhir di penjara selama bertahun-tahun. Ayah kandung Sun-hui bernama Choi Hyun-min yang diperankan oleh Yoon Sang-hyun.
Terakhir, ada Lee Su-yeon yang diperankan oleh Choi Ye-bin. Su-yeon adalah teman semasa Sun-hui di panti dulu. Keduanya berpisah setelah ada orang tua yang bersedia mengadopsi mereka.
Menurutku cukup keempat ini saja yang kuperkenalkan, karena keempat tokoh ini punya peran kuat dalam setiap adegan di drama ini.
Semuanya berawal dari Su-yeon yang pindah sekolah ke SMA Sun-hui. Su-yeon yang masih sangat ingat dengan teman semasa kecilnya itu terus-menerus menyapa lebih dulu, meski Sun-hui hanya membalas seadanya karena ia tidak begitu mengenal Su-yeon karena Su-yeon anak baru dan mereka baru bertemu saat di sekolah.
"Kamu yakin tidak mengenalku?" tanya Su-yeon suatu hari.
Kemudian ia mengeluarkan sekotak korek api dan diletakkan di meja Sun-hui. "Bagaimana dengan ini? Sekarang kamu ingat siapa aku?"
Sun-hui tercengang, ia baru mengingat semuanya. Perubahan wajah saat mereka dewasa membuat Sun-hui benar-benar tidak mengingat Su-yeon. Mereka menjadi dekat sejak saat itu.
Di sekolah Sun-hui punya 2 teman dekat, Park Gyeon-ho dan Ji Hyun-woo. Diam-diam ternyata Su-yeon suka memerhatikan segala hal tentang Sun-hui. Seperti sekarang, pulang sekolah Sun-hui dijemput dengan mobil mewah mengkilap. Di dalam ada laki-laki paruh baya yang tersenyum sambil memanggil namanya. Sun-hui pun balas tersenyum sambil berlari menghampiri, "Appa!" katanya.
Su-yeon jelas iri dengan kehidupan temannya itu. Sekarang nasib Sun-hui sudah berada jauh di atasnya, ia lebih bahagia dan mendapat cinta yang banyak. Berbeda darinya yang hanya tinggal dengan kakaknya di rumah sewa dengan kondisi seadanya. Itupun kakak jarang di rumah karena harus bekerja.
Keesokannya saat Sun-hui sedang menunggu jemputan, Su-yeon bilang ada yang ingin ia sampaikan, lalu ia mengajak Sun-hui ke tempat sepi yang cukup jauh dari sekolah. Sesampainya di sana Su-yeon melepas wig di kepalanya, yang menampilkan luka bakar sekaligus rambutnya yang tidak bisa tumbuh lagi di area itu. Sun-hui sangat kaget melihatnya.
"Kamu tau ini karena apa?"
"Karena kamu, Sun-hui! Kamu penyebab kepalaku begini. Gara-gara kamu aku ga jadi diadopsi hari itu!"
Sun-hui ingat betul, saat itu Su-yeon kecil berlari gembira menghampirinya. Ia memberikan kotak korek api kesayangannya. "Buat kamu nih, Sun-hui. Buat kenang-kenangan karena besok pagi aku mau diadopsi."
Sun-hui yang baru saja mendapat teman menjadi murung, setelah Su-yeon pergi ia akan kembali melakukan kegiatan panti sendirian. Dulu, setiap mereka punya waktu senggang keduanya suka duduk duduk santai di belakang panti. Sambil bermain korek api. Su-yeon yang selalu sabar mengajarkan Sun-hui bagaimana cara menyalakannya karena Sun-hui kecil sangat susah diajarkan.
Di saat Sun-hui merasa kesepian, ia bermain korek api sendiri dan berpikir mungkin saja sekarang ia sudah bisa menyalakannya. Berkali-kali mencoba korek Sun-hui tidak juga menyalakan api. Ia lelah, korek itu dimasukkan lagi ke dalam kotak bersama pentol korek yang lain dan Sun-hui meninggalkannya di belakang panti. Yang ia tidak tau, korek yang ia gesek berkali-kali tadi sedikit lagi akan menyala, saat ditaruh bersama puluhan pentol korek yang lain ia membakar semua isinya. Dan tanpa Sun-hui tau api itu menjalar di kayu belakang panti (kayu yang sudah tidak terpakai), juga membakar dinding panti.
Suasana menjadi ricuh, seluruh anak panti diselamatkan dari gedung. Kecuali Su-yeon. Yang masih tertidur pulas di kamar terpisah. Su-yeon selamat, meski ia luka luka karena terlambat diselamatkan. Setelah sembuh orang tua yang ingin mengadopsi Su-yeon membatalkan perjanjian adopsinya. Su-yeon stres bukan main, ia berteriak-teriak dan menangis tidak terima. Baginya kepalanya adalah sebuah bentuk kesialan.
"Kalau kamu nggak berusaha membunuhku, mungkin sekarang aku sudah hidup bahagia sepertimu! Kamu pantas merasakan kesialan yang aku rasakan juga, Sun-hui," kecam Su-yeon.
Merasa bersalah dengan Su-yeon, Sun-hui mengundangnya untuk makan malam bersama di rumahnya. Mama papa angkat Sun-hui menyambut Su-yeon dengan baik, selama makan malam mereka bercerita dan bercanda bersama, Su-yeon senang bisa merasakan kekeluargaan meski itu bukanlah keluarganya.
Entah tau dari mana, berita soal Su-yeon bersekolah menggunakan wig tiba-tiba tersebar luas. Ada 2 siswi yang gemar membully mendekati Su-yeon. Mereka berperilaku sok akrab hanya untuk mencari tau apakah benar Su-yeon menggunakan wig? Kalau iya alasannya kenapa?
Su-yeon yang sangat tidak suka dengan orang yang suka ikut campur menghajar keduanya sampai mereka ketakutan.
"Ku peringatkan, jangan sekali-kali kalian ikut campur urusan hidupku, mengerti!?"
Saat di sekolah kedua siswi pembully itu terlihat takut, tetapi ternyata Su-yeon salah. Di balik itu ternyata keduanya menyuruh pacar mereka untuk menghajar balik. Su-yeon dihadang di tengah jalan pulang. 2 laki-laki dilawan 1 perempuan, jelas Su-yeon kalah. Tetapi, tidak lama setelah kedua laki-laki itu hendak memulai aksinya seseorang datang membantu Su-yeon. Ia menghabisi kedua laki-laki itu sampai babak belur, itu Gyeon-ho yang membantunya.
Pertengkaran selesai, kedua laki-laki yang hendak menghajar Su-yeon sudah kabur, Gyeon-ho membantu Su-yeon berdiri. "Gwenchana?"
Tidak lama polisi datang. Gyeon-ho lekas menggenggam erat tangan Su-yeon dan berlari menghindari polisi. Awalnya Su-yeon terkejut tetapi ia menikmati semua moment ini, ia sangat bahagia. Ini pertama kalinya ada orang yang berpihak padanya.
Kemarin, Su-yeon lihat Gyeon-ho memberikan Sun-hui gantungan kunci angsa yang katanya dibeli online beberapa hari sebelum Sun-hui ulang tahun, pasti hadiah itu istimewa! Hari ini, Su-yeon berencana meminta gantungan kunci itu, ia sudah berdiri di depan meja Sun-hui, namun Sun-hui tampak ragu-ragu memberikannya.
"Bahkan kamu tidak memberikan ini? Kamu memang benar-benar jahat ya Sun-hui, kamu tidak membolehkan aku mempunyai barang berharga."
Karena Sun-hui tidak enakan, akhirnya ia memberikan gantungan kunci itu, meski ia merasa tidak enak dengan Gyeon-ho.
Hari ini giliran Su-yeon yang membuang sampah di kelas. Ia sempat melihat Gyeon-ho dan Hyun-woo mengobrol di belakang sekolah, dan menguping sedikit pembicaraan mereka.
"Aku mau mengungkapkan perasaanku pada Sun-hui hari ini," ujar Gyeon-ho.
"Bukannya kamu suka sama Su-yeon?"
"Nggak, sejak kapan aku suka Su-yeon? Aku hanya menyukai Sun-hui dan ga berniat suka sama yang lain selain dia."
Mendengar itu Su-yeon sakit hati. Ia menghampiri Sun-hui dan memintanya untuk tidak mempercayai apapun dan jangan menemui siapapun sepulang sekolah nanti. Awalnya Sun-hui tidak paham kenapa Su-yeon tiba-tiba meminta seperti itu. Ia baru tau maksudnya saat mereka hendak keluar gerbang sekolah Gyeon-ho bilang mau bicara sebentar. Su-yeon mulai memberi isyarat tentang apa yang ia bilang di kelas tadi. Sun-hui mau tak mau akhirnya mengikuti kemauan Su-yeon, ia takut temannya akan marah kalau omongannya tidak diikuti.
Su-yeon sudah mengira Gyeon-ho akan membuat hal semacam ini, ia tidak akan tinggal diam. Siang itu Su-yeon ikut berjalan ke arah yang sama dengan arah rumah Sun-hui, yang Sun-hui kira Su-yeon mau mampir ke rumahnya untuk ikut makan malam seperti hari kemarin. Tetapi Su-yeon menolak dengan halus. Saat Sun-hui masuk ke dalam rumahnya, Su-yeon kembali berjalan, yang Sun-hui kira ia berjalan pulang. Ternyata tidak, Su-yeon ke daerah itu untuk mencari alamat rumah Gyeon-ho. Kemarin saat makan malam bersama Sun-hui bilang ia akan meminjamkan buku latihan matematikanya pada Su-yeon. Hari ini ia teringat lagi, mumpung Su-yeon masih berada di sekitar rumahnya, pikir Sun-hui.
Pemandangan di depan matanya membuat Sun-hui cukup heran, saat Su-yeon masuk ke dalam rumah Gyeon-ho. Tetapi Sun-hui tidak mencurigai apapun, ia memercayai temannya dan menunggu di depan rumah Gyeon-ho sampai Su-yeon keluar, Sun-hui kira Su-yeon tidak akan lama.
Jenuh menunggu sendirian dalam waktu yang cukup lama, Sun-hui memutuskan untuk pulang. Sebelum akhirnya ia mendengar suara teriakan Su-yeon, yang membuatnya langsung lari ke dalam rumah Gyeon-ho.
Sun-hui sangat terkejut begitu melihat keadaan Su-yeon yang tidak memakai wig menunjukkan luka bakarnya yang terekspos jelas dan tangannya yang sedang menggenggam pisau. Di hadapannya ada Gyeon-ho yang berusaha menghentikan aksi gila Su-yeon.
Melihat Sun-hui yang datang ke rumah Gyeon-ho makin membuat Su-yeon murka. Ia menganggap Sun-hui tidak bisa dipercaya karena tidak mengikuti ucapannya. Su-yeon yang sedang memegang pisau tadinya hanya ingin melukai dirinya sendiri, tetapi begitu melihat kehadiran Sun-hui ia berpikir ini adalah saat yang tepat untuk Sun-hui merasakan apa yang ia rasakan (tidak adil rasanya melihat Sun-hui hidup bahagia sementara dirinya selalu bersusah payah dan sial), masih dengan menggenggam pisau Su-yeon berlari hendak menikam Sun-hui.
Dengan secepat kilat dan tanpa memikirkan resikonya, Gyeon-ho menghalangi Su-yeon yang membuat pisau itu tertancap mulus di punggungnya. Gyeon-ho bercucuran darah dan ia terjatuh tak sadarkan diri. Sebelum kabur dari TKP kejadian, Su-yeon meminta Sun-hui untuk mengaku ke polisi bahwa ia yang menikamnya, dan Sun-hui diharuskan menyerahkan dirinya ke kantor polisi terdekat.
Malam itu Gyeon-ho tewas, keesokan harinya di berita menampilkan info terjadinya kebakaran di area komplek perumahan daerah tempat tinggal Sun-hui. Dan itu adalah rumah Gyeon-ho, yang mengakibatkan 1 keluarga tewas.
Ini POV penulis ya guys, kalau POV Su-yeon ...
Sun-hui hendak memberikan buku matematikanya, begitu melihat Su-yeon memasuki rumah Gyeon-ho ia terkejut tetapi tidak berpikir macam-macam. Karena mengira Su-yeon mungkin hanya mampir sebentar, Sun-hui menunggunya di luar.
Sementara di dalam rumah Gyeon-ho, setelah melihat dekorasi cantik di depannya, Su-yeon langsung saja berkomentar buruk tentang semua surprise yang sudah Gyeon-ho siapkan. Berniat untuk menghentikan Gyeon-ho.
Gyeon-ho merasa aneh pada Su-yeon, mereka tidak sedekat itu sampai harus berkomentar apalagi sampai menjelekkan maha karyanya. Apalagi saat melihat Su-yeon membawa gantungan kunci yang ia berikan untuk Sun-hui. Awalnya Gyeon-ho berbicara santai, menyuruh Su-yeon untuk mengembalikannya pada Sun-hui tetapi Su-yeon tidak mau. Lama kelamaan Gyeon-ho berusaha mengambil gantungan kunci itu, di luar prediksinya Su-yeon menghindar secara berlebihan sampai berteriak hingga wig nya terlepas. Saat ia sadar wignya tidak lagi di kepala Su-yeon meminta Gyeon-ho untuk tidak melihat ke arahnya. Melihat amarah Su-yeon yang berlebihan Gyeon-ho menuruti permintaannya.
Tetapi lagi lagi Su-yeon bertingkah aneh, ia mengambil pisau yang ada di sekitar sana dan mengarahkannya ke diri sendiri. Gyeon-ho berusaha menenangkan Su-yeon dan meminta baik-baik agar meletakkan benda tajam itu, tetapi gadis itu tidak mau, apalagi saat melihat Sun-hui masuk juga ke rumah Gyeon-ho, emosi Su-yeon makin tak terkontrol. Yang tadinya ia hanya berniat melukai diri sendiri, berubah menjadi ingin menikam Sun-hui dengan alibi Sun-hui harus merasakan kesialan seperti hidupnya.
Berkat Gyeon-ho yang sigap melindungi Sun-hui, Sun-hui aman, tetapi tidak dengan Gyeon-ho, pisau yang dipegang Su-yeon tertancap di punggungnya. Su-yeon panik, ia meminta Sun-hui untuk mengaku kalau ia yang melakukan semua ini dan Sun-hui diharuskan menyerahkan diri ke polisi.
Wait, jeda dulu. Sampai sini ada yang emosi? Angkat tangannya dulu yang emosi sama Mbak Hye-bin🙋🏼.
Ambil minum dulu, tarik napas dalam-dalam, embuskan. Yuk kita lanjut hihi.
Setelah Gyeon-ho terbunuh, Sun-hui seperti tersihir oleh suruhan Su-yeon. Bahkan ia mengaku ke mamanya kalau ia yang membunuh Gyeon-ho, padahal jelas-jelas Sun-hui tidak melakukan apapun.
Mama angkat Sun-hui tidak percaya, tetapi melihat Sun-hui yang panik dan menangis sesenggukan ia bilang, "Tenang saja, Sayang. Biar Mama yang bereskan semuanya," ujar mamanya sambil tersenyum (ga boong pas senyum muka emak angkatnya horor banget! Yang tau akting aktornya pasti ngerti sehoror apa)
Sun-hui tidak tau apa yang mama dan papa angkatnya lakukan, ia sudah gemetar setengah mati membayangkan harus menyerahkan diri ke kantor polisi. Tetapi, sehari setelah Gyeon-ho meninggal tidak ada tanda-tanda polisi ke rumahnya. Yang Sun-hui kira ia aman, tetapi berita di tv mengejutkannya, di sana tampak rumah Gyeon-ho terbakar dan reporter bilang 1 keluarga pelukis terkenal wafat. Sun-hui membeku, apa yang dilakukan orang tua angkatnya?
Sun-hui tidak mau menebak-nebak, ia bertanya pada mama perihal kebakaran ini, dan yang Sun-hui ingat setelah Gyeon-ho terbunuh buku matematika dan ponselnya masih tertinggal di sana. Tetapi pagi hari ketika Sun-hui bangun ponselnya ada di meja belajarnya. Bagaimana cara mama mengambilnya? Apa maksud mama "membereskan semuanya" dengan cara membunuh semua keluarga Gyeon-ho?
Memikirkan itu Sun-hui stres tetapi ia tidak mau berburuk sangka pada orang tuanya. Meski susah menyangkal segala pikiran buruk karena makanya tidak bisa menjelaskan kenapa rumah Gyeon-ho terbakar, yang di menurut dugaan Sun-hui orang tuanya pasti dalang di balik semua ini.
Belum lagi saat pulang sekolah Sun-hui bertemu dengan laki-laki yang baru saja keluar dari rumahnya. Laki-laki itu menyapa Sun-hui dan bertanya apakah Sun-hui masih mengenalnya? Dan laki-laki itu pun bertanya soal kamar yang berada di lantai 2 kamar siapa? Selama hidup di sana Sun-hui belum pernah masuk ke kamar itu karena papa sangat melarangnya.
Pernah saat Sun-hui masih kecil ia hampir masuk ke kamar itu, tetapi papa dengan ekspresi dinginnya melarang Sun-hui dgn tegas. Itu pertama kalinya Sun-hui melihat wajah papa seseram itu.
Saat ditanyakan perihal kamar di lantai 2, Sun-hui jadi curiga, apa yang sedang disembunyikan orang tuanya di kamar itu? Kecurigaan dan ketakutannya makin bertambah lagi saat laki-laki yang mengaku sebagai saudara terdekat dengan keluarganya itu berbisik, "Hati-hati dengan keluargamu, Sun-hui."
Yang Sun-hui tidak tau laki-laki itu adalah ayah kandungnya sendiri yang sudah terbebas dari penjara.
Ada yang bisa tebak kenapa ayah kandung Sun-hui sampai bisa masuk penjara? Kalau memang ia tidak bersalah, kenapa ia bisa mendekam sangat lama di penjara hingga putrinya tidak lagi mengenalinya? Jadi, sebenarnya yang pembunuh di drama ini siapa? Keluarga angkat Sun-hui atau ayah kandung Sun-hui?
Drama ini sangat rekomen untuk pecinta genre dark yang lebih suka mikir selama menonton. Ceritanya memang agak sedikit bolak-balik, karena penulis memakai berbagai macam sudut pandang. Jadi 1 adegan bisa diulang-ulang sampe beberapa kali karena diceritain dari sudut pandang yang berbeda-beda. Kalau kalian nontonnya ga fokus mungkin ga akan nangkep kalo itu adegan yang sama tapi beda sudut pandang.
Drama ini aku kasih bintang 4,5 dari 5. Recommend to watch!
Komentar
Posting Komentar